LDKS Gairahkan Semangat Nasionalisme Santri Babussalam Al Firdaus
Babussalam–Dalam rangka membangkitkan semangat dan gairah kepramukaan santri, Pondok Modern Babussalam Al Firdaus (Bafir) mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Kegiatan yang meliputi seluruh siswa ini berlangsung dari hari Sabtu–Ahad, 11–12 Januari. Read More..
LDKS Gairahkan Semangat Nasionalisme Santri Babussalam Al Firdaus
Babussalam–Dalam rangka membangkitkan semangat dan gairah kepramukaan santri, Pondok Modern Babussalam Al Firdaus (Bafir) mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Kegiatan yang meliputi seluruh siswa ini berlangsung dari hari Sabtu–Ahad, 11–12 Januari. Ada beberapa kegiatan yang tersaji di dalam kegiatan ini, antara lain, seminar kewirausahaan, seminar leadership, seminar motivasi, dan beberapa game menarik. “Kegiatan ini tidak lain dan tidak bukan untuk melatih jiwa nasionalis santri terhadap NKRI, kemudian kami kemas sedemikian rupa dengan game-game menarik agar tiap siswa bisa enjoy dalam mengkuti setiap kegiatannya”, tutur ka Arief Zaka selaku ketua panitia penyelenggara.
Kegiatan dimulai dengan check in nya para peserta di hari Sabtu dengan mencheck list nama dan pengecekan barang-barang yang diperlukan, antara lain baju pramuka, baju olahraga, dan perlengkapan sholat. Setelah check in peserta, kegiatan dilanjut dengan upacara pembukaan oleh Pengasuh pondok yang diwakilkan oleh ka Arief Zaka selaku koordinator pelaksana. Dalam upacara pembukaan, ka Zaka menyampaikan beberapa point yang berkenaan dengan kegiatan ini, “kegiatan ini adalah pendidikan nasionalis yang kami kemas dalam kegiatan yang menarik, maka sangatlah penting bagi anak-anak ku sekalian untuk terus mengikuti kegiatan ini sampai selesai”, tutur pria yang akrab di sapa ka Jack itu.
Setelah pembukaan, acara berlanjut ke seminar kewirausahaan yang diadakan di aula pondok. Pemateri menyampaikan dengan inti agar setiap santri harus bisa membuka usahanya sendiri dengan tujuan membantu orang-orang sekitar, khususnya mereka yang tidak mampu dalam bidang ekonomi. Seminar yang selesai pada pukul empat sore tersebut, disambung dengan praktek berjualan oleh para santri secara berkelompok dengan berkeliling menjual makanan-makanan ringan kepada warga sekitar setelah shalat Ashar. Tiap kelompok diberi modal dua belas ribu dalam bentuk jajanan ringan dan modal tersebut harus dikembalikan setelah berjualan. “Jika hasil dari penjualan tersebut lebih dari modal yang diberikan, maka itu menjadi keuntungan bagi kelompok tersebut”, tutur ka Salsabila Jauhara selaku seksi kewirausaahaan.
Perempuan yang akrab dipanggil Ara tersebut melanjutkan, “jika hasil dari penjualan tidak kembali dari modal yang kami berikan, maka kelompok tersebut harus mengganti kekurangannya”. Kegiatan berlanjut dengan shalat Maghrib dan makan malam, dan setelah shalat Isha, para siswa mengikuti seminar leadership oleh Bapak Pimpinan dan seminar motivasi oleh Pak Gunawan seorang motivator dan konsultan. Dengan tujuan untuk mengeluarkan keberanian tiap siswa, sang motivator menyuruh tiap siswa untuk berjalan di atas pecahan–pecahan beling yang sudah disiapkan, dan tentunya dengan bimbingan motivator.
Kegiatan berlanjut pada intinya, yaitu nasionalisme yang diadakan pada hari Ahad. Tiap siswa diperkenanankan untuk memilih antara dua bendera, yang satu bendera yang sudah jadi dari toko, dan yang satu lagi bendera hasil jahit tangan para siswa. “Hal tersebut dilakukan untuk menentukan keberhasilan kegiatan LDKS atau tidak, dan hal tersebut ditandai dengan terpilihnya bendera hasil jahit tangan, bukan yang sudah jadi dari toko”, tutur pria lulusan Universitas Brawijaya tersebut. Dengan bendera yang sudah dipilih, para siswa harus mengibarkannya dengan melewati beberapa rintangan yang sudah disiapkan, dan harus menjaganya agar bendera tersebut tidak jatuh ke bawah. Hal tersebut untuk melatih jiwa nasionalisme para siswa terhadap NKRI. “Alhamdulillah kami bisa menjaga bendera merah putih sampai kami bisa mengibarkannya”, tutur Attabika Kamila Najma, selaku siswi kelas X jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di akhir wawancara.toms